Sabtu, 02 Juni 2012

Peran Pemuda untuk Pembangunan


Pada tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda dideklarasikan oleh tokoh-tokoh pergerakan kaum muda Indonesia. Adapun rumusan Sumpah Pemuda adalah :
1.    Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2.    Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.    Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda tersebut telah menggelorakan semangat persatuan para pemuda Indonesia untuk mewujudkan negara yang merdeka dan mandiri.
Pemuda dalam tiap masa selalu menjadi tulang punggung sebuah perubahan. Pemuda dalam definisi sosial adalah generasi antara umur 20 – 40 tahun ( atau 18- 35 tahun dalam referensi lain). Dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan peran publik seorang manusia ialah antara umur 40 -60 tahun. Dari perbandingan di atas, kita dapat menyimpulkan, bahwa pemuda adalah penerus generasi sebelumnya untuk masa yang akan datang.
Sedangkan berdasarkan sifatnya, pemuda adalah ia yang berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, memiliki iman, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian, konsisten dengan perkataan, seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Selain itu, pemuda tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari segi fisik, pemuda lebih kuat dibandingkan dengan anak-anak, memiliki kekuatan akal dan semangat yang berbeda. Kekurangan dari seorang pemuda yang paling mencolok yaitu sifatnya yang cenderung emosional. Dengan begitu, seorang pemuda yang baik bukan hanya dilihat dari usianya saja, tetapi terlihat dari watak atau sifatnya yang menunjukan bahwa ia pemuda yang baik.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, perubahan yang terjadi selalu digerakkan oleh kaum muda. Hampir setiap kejadian seperti reformasi bahkan revolusi, kaum muda selalu berada di depan dan menjadi aktor penting di dalamnya. Karenanya, bagaimana terbentuknya bangsa ini tidak akan terlepas dari peran kaum muda. Saat merebut kemerdekaan, dengan semangat yang tinggi kaum muda berhasil membebaskan bangsa ini dari penjajahan kolonial. Tokoh muda nasional yang muncul dan menjadi pemimpin saat itu adalah Soekarno dan Moh.Hatta, adapun tokoh lokalnya seperti Moh.Toha dan Otto Iskandar Dinata. Dalam reformasi pada tahun 1998, yang menjadi motor penggeraknya adalah mahasiswa dan memunculkan beberapa pemuda yang menjadi tokoh penting saat ini, seperti Anas Urbaningrum (Ketua HMI), Budiman Sujatmiko dan Fachri Hamzah (Ketua KAMMI).
Kaum muda Indonesia sudah banyak menorehkan prestasi sampai ke tingkat internasional. Dalam bidang olah raga kita memiliki antara lain Taufik Hidayat, Simon Santoso  dan Pia Zebadiah di cabang bulu tangkis. Cabang sepak bola melalui Timnas U-16 belum lama ini meraih juara pada Kejuaraan Asian School di Thailand. Bidang ilmu pengetahuan dan  teknologi melalui Septi Setiawati yang baru berusia 19 tahun berhasil meraih Medallion of Exellence bidang IT Software di London. Putra Indonesia lainnya yaitu Muhammad Yahya Harlan (13 tahun) berhasil menciptakan situs jejaring sosial salingsapa.com dan sudah menyebar lebih dari 47 negara di dunia.
Berbagai prestasi yang dipersembahkan oleh kaum muda tersebut membuat bangsa Indonesia dapat bernafas lega dalam menyongsong era pembangunan masa depan bangsa. Semangat mereka diharap dapat membawa angin segar bagi perubahan untuk negri ini.
Namun, tentunya selain prestasi yang banyak diraih para pemuda, permasalahannya juga tidaklah sedikit. Berita tentang geng motor, kehidupan bebas dan penyalah-gunaan obat menjadi hal yang meresahkan masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu kelemahan pemuda dibalik kekuatan fisiknya yaitu sifat pengendalian emosional yang belum stabil. Keadaan ini membuat pemuda mempunyai kecenderungan untuk mencoba dan melakukan hal yang tidak baik.
Melihat peranan pemuda saat ini masih banyak sekali yang perlu di perbaiki. Mulai dari masalah pengangguran dan krisis mental karena kita masih berada dalam euforia demokrasi, tetapi demokrasi tanpa disiplin hanya melahirkan ketidaktertiban dan mental korup. Tak heran jika korupsi merajalela, dan hukum di putar balikan. Karena semakin banyaknya situasi seperti ini, perubahan benar-benar perlu dilakukan dari pemudanya sendiri. Tetapi kita jangan terjebak dalam kondisi ini, karena tidak semua pemuda mengalami masalah dalam peranannya masing-masing, masih banyak pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya, tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi atau membantu untuk perubahan bangsa Indonesia. Suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak, dia akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan.
Bagaimana cara merubahnya? Untuk merubah bangsa Indonesia agar lebih baik memang sangat sulit, terlebih lagi jika dilakukan secara individualis. Oleh karena itu, sangat diperlukan keorganisasian yang didukung oleh sistem atau perangkat-perangkat pendukung lainnya. Kita memerlukan komunitas yang konsisten dengan perubahan tersebut, disinilah kemudian lahir peran organisasi. Adanya persatuan dan kesamaan pemikiran dalam menentukan langkah dari berbagai pihak, mulai orang tua, guru, pengurus RT/RW, lurah, Camat, Walikota/Bupati, Gubernur hingga para pengelola negara sangatlah diperlukan. Dalam hirarki pengelolaan Negara, sebetulnya sudah ada meknisme di dalam mendorong pemuda untuk selalu berprestasi serta mencegah supaya pengaruh budaya luar yang negatif tidak dapat mempengaruhi kepada generasi muda kita. Di tingkat ke RW-an ada Karang Taruna sampai tingkat Nasional mereka mempunyai wadah Forum Karang taruna. Disamping itu banyak segala wadah/organisasi kepemudaan, baik dalam bidang olah-raga, kesenian, budaya, ke-wirausahaan hingg politik.
Tentunya semua bidang kegiatan tersebut akan berhasil mewujudkan kepemudaan yang berprestasi harus melalui ketulusan hati, keterbukaan serta manajemen yang profesional dan bertanggung-jawab.
Hai para Pemuda, dengan mentauladani Sumpah Pemuda 1928, kita bangkit kembali untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia dari kebodohan, kemiskinan, ekonomi, pendidikan serta kesejahteraan rakyat Indonesia. MERDEKA.

Air dan Manusia


Banjir terjadi di berbagai tempat di belahan bumi ini. Begitulah kondisi di musim hujan, bencana banjir dimana-mana seolah-olah bumi sudah tidak dapat menampung lagi curahan air hujan, tetapi begitu memasuki musim kemarau tanah-tanah merekah, retak dan belah karena kekeringan bahkan di beberapa daerah orang harus menempuh jarak belasan kilometer hanya untuk memperoleh seember air bersih. Andaikan di musim hujan bumi masih sanggup menampung curahan air yang begitu tinggi, maka tentu kita akan mempunyai cadangan air yang cukup saat musim kemarau.
Selain faktor alam seperti curah hujan yang tinggi, bencana banjir lebih banyak diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia. Lihat saja pembalakan liar merajalela, sungai yang beralih fungsi dari tempat air mengalir menjadi tempat penampungan sampah sampai pada pembangunan perumahan yang tidak mengindahkan keseimbangan ekosistem di sekelilingnya.
Seharusnya kita mempunyai mimpi agar pembalakan liar itu tidak terjadi di hutan-hutan. Sehingga hutan terjaga keterawatannya dan akan tetap hijau serta mampu menampung curahan air hujan sebanyak mungkin. Selain itu juga dianjurkan orang-orang untuk tidak membuang sampah sembarangan sehingga saluran drainase tidak akan mampat, air yang mengalir ke sungai akan lebih lancar dan tidak begitu kotor sehingga masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Normalisasi DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bantarannya dari hulu sampai ke hilir pasti akan bermanfaat. Tetapi, kenyataannya saat ini  hal itu tidak banyak membantu, karena pola hidup masyarakat masih belum berubah. Penduduk yang tinggal di bantaran sungai menolak untuk dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Kemudian masyarakat masih membuang sampah sembarangan sehingga sungai yang sudah bersih kembali penuh oleh tumpukan sampah.
Seandainya saja di setiap sudut kota tidak hanya dibangun hutan beton, tetapi dibangun lebih banyak ruang terbuka hijau (RTH) , maka akan semakin banyak juga daerah resapan air di perkotaan. Andaikan para pengembang tidak hanya mencari keuntungan semata dan membangun perumahan dengan memperhatikan lingkungan hidup dan keselamatan banyak orang, tentu lereng-lereng bukit akan tetap terlihat hijau di siang hari dan terlihat gelap di malam hari. Tidak seperti sekarang, terlihat gersang dan coklat di siang hari serta terang benderang oleh sinar lampu di malam hari karena padatnya oleh rumah penduduk. Tempat-tempat resapan air  yang seharusnya dijaga telah berubah fungsi menjadi perumahan mewah dan tempat rekreasi.
Minimnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup tersebut dapat menyebabkan bencana berkepanjangan yang pada akhirnya mengakibatkan krisis air bersih di masa yang akan datang. Berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga independen untuk mengatasi masalah ini. Salah satu program yang sangat populer saat ini adalah menanam sejuta pohon, bila setiap orang menanam satu pohon maka seribu orang akan menanam seribu pohon dan sejuta orang akan menanam sejuta pohon, demikian seterusnya. Semua itu adalah program jangka panjang dan baru akan dinikmati hasilnya beberapa tahun yang akan datang, akan tetapi bila program tersebut dilakukan dengan benar dan berkesinambungan maka dapat dipastikan akan membuahkan hasil yang menggembirakan. Sungguh luar biasa! Hutan yang sudah kering dan gundul akan kembali hijau, sumber mata air yang baru pasti akan bermunculan. Bencana banjir dan longsor akan berkurang karena hutan yang lebat akan sangat kokoh dan kuat menampung curahan air hujan dan yang paling utama kita tidak akan takut kekurangan sumber air bersih karena cadangan air yang melimpah ruah.
Air bagi manusia ibarat dua sisi mata uang yang bertolak belakang, air dapat menjadi sahabat  tetapi air juga dapat menjadi musuh yang sangat membahayakan bagi manusia. Bila manusia memperlakukan air dan sumber mata air dengan bijaksana maka air akan mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Seluruh sendi kehidupan manusia bergantung pada air, untuk bertahan hidup tubuh kita memerlukan air. Air digunakan pula sebagai tenaga pembangkit listrik dan masih banyak lagi kegunaan air bagi manusia. Sisi lainnya bila manusia bersikap sewenang-wenang terhadap air dan sumbernya maka bencana banjir dan tanah longsorlah yang akan merenggut nyawa manusia. Oleh karenanya, bersahabatlah dengan air dan perlakukan air dengan sebaik-baiknya agar air selalu menjadi teman setia setiap saat.




Processing and Utilization of Energy Environment Friendly



Analyzing the condition of Indonesia, which is currently in a lot of fuel shortages because of the price has risen up, environmentally friendly energy is urgently in need. Processing cow manure into environmentally friendly-biogas alternative energy is a highly profitable, because it could make use of nature without destroying it therefore ecological cycle keeps maintained. Apart from the feces of animals or something, biogas energy can be processed from the raw material water.
Biogas is a mixture of gases produced by methanogenic bacteria  that spawns in naturally decomposable materials in anaerobic conditions. Development of biogas technology surely is advantageous, because it could reduce air, soil, water and biological pollution. In example, to create fertilizer we would need compost and liquid fertilizer. Generally, biogas consists of methane (CH4): 50 - 70%, carbon dioxide gas (CO2): 30 - 40%, hydrogen (H2): 5 -10%. (Center for Agricultural Mechanization Development Agency for Agricultural Research, Department of Agriculture Serpong, 28 April 2009).         

For the characteristics of Methane (CH4), Biogas' mass is  approximately 20 percent lighter than air and has a combustion temperature of between 650 to 750 ° C. Biogas is odorless and colorless substance which when burned will produce a bright blue flame like LPG gas. The heat value of methane gas is 20 MJ / m 3 with combustion efficiency 60 percent in conventional biogas stove. (Center for Agricultural Mechanization Development Agency for Agricultural Research, Department of Agriculture Serpong, 28 April 2009).         


Biogas potential
gas production from various types of animal dung [dung type of gas production per kg dirt (m3)]:
Cattle (cows and buffaloes) = 0023-0040
Pig                                                   = 0040-0059
Poultry farm                                = 0065-0116
Humans                                        = 0020-0028
(Center for Agricultural Mechanization Development Agency for Agricultural Research, Department of Agriculture Serpong, 28 April 2009).


One amongst regions in Indonesia who are  using biogas energy is the village of Haurngombong, Sumedang. The first spark of  independence energy was Komar's father in 1987, he was inspired from the PPL (Environmental Training Center) using cow dung to be used as gas and electric stoves.

The feces of dairy cows has been used because it is easier to process. Processing steps, first the feces were stored in a tub of water diluted with an equal volume. After being stirred, the liquid stool is channeled into the reactor (fiber) with 3metres diameter and the fermentation process begun. Then the gas that has been filtered through a pipe inserted into a plastic tube and eventually could be used for the gas stove, electric, cutting machine, etc. When the process from beginning to end takes 20 minutes. (Komar, 2011).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhySaZCxZ9yLvaLuvma7NSwILX0PBn0eeuVaqfCr5AlANh7k8o6cr7adqHMD3BdkdTgsya-4Uk082K_L9-wwSFqEIP3-vqcm8oOUdjOLqakuvck1cp2XuGGQ2P72-Gi101GYCsy-xc8vQmF/s400/jrq525n7.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqEKJu-jl1YtV4QQNRCE-eTi6ewwIqz4nyjS_0kExe1PMurQXAPPqLO3Wfazy5V82hzi4IIYbOGxCcd_SEU1RT3gzLafOK5o-er_fcQs8HXM9cPkFiVtnAPaj_pWQbe40hQPq-BZjFAiRb/s400/pip9bfjr.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYVFrn7bQRpUKsdvVC4pRqdiagkcRBJJmQ9SYCOj4G4GJ4Tz9pY77WHm45uPp5lMwtUV-nx9udykb5IbnbUj1oC4ZTmLTgBbyKeElrRPkeEqH4ewenu194HzGjpotlDo8Nb1Fwa0JaMlvf/s400/fpdayutc.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs5A2cvSjPGeljUs9rEFEHELLfyYvFGmXgyIS2f3yRroeBMMpN8J4oeljuqMLANENpZLbFdiuiEh2L8EZDS1NpboFuwffbVM8GjwBcf8dmPipyHJM-q8RXQMpOKWed87u1gsPOyVBIXLYT/s400/kprl8enz.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2uNMFu4AKSbYHInxjzfp_FZdZlFTO5J05NgREdKefrgFmB6-ouzP4082ic0I_MYeKAQCnQSxqRbVwYNH-AMO9BTQj9LNWV-DCuf8DtzTDLgGtCOpNjO7ZaAdF4J4OO18K3qpnr54uZinZ/s400/0auszduv.jpg







The benefits of using biogas, cow feces collected in a tub can be used for 8 stove, could be transformed into fertilizer, increasing revenue by reducing the cost of fertilizer and pesticide needs, saving energy, reducing energy costs for cooking fuel and energy consumption reduction, capable of performing more sustainable agriculture, thus the use of organic fertilizers and pesticides are able to maintain the soil quality and the balance of the ecosystem to ensure sustainable agricultural activities.     

Constraints or deficiencies in the use of biogas as well as many, including that biogas can not be distributed to a more distant places, its capacity is still limited, processing must be done manually, a lot less labor, manufacturing costs are still expensive, the use of gas for the stove when ignited will smell the smell of cow feces. (Indraswati serindit. 2005. Generation of Biogas from Cow Manure: In Phase Processing Thermal Hydrolysis Introduction, Journal of Chemical Engineering, Institute of technology ten-November, Surabaya.).             

In Haurngombong independent village - that I visited on 12 October 2011, the majority of the population already use biogas energy from cow manure, but some are lazy for using biogas energy due they must do by themselves . Submission of assistance to the government has been done, but the government does not responsed until this time.

In future, biogas could be one of options available to be a substitute for LPG and even probably electricity. Perhaps today it is not done yet because of many spectacles, but in the future, the chances are actually very huge.
REFERENCES

·         Darsin, M. 2006. Design of Biogas Circulator, National Seminar on Creativity
UB Machine, 2006, University Barawijaya, Malang.
Himawanto, D.A., Subroto, and Putro, S.
2006. Briquette Quality Improvement
Local coke Sentra Rescue Effort For Industry Cor
Metal In Ceper Klaten, Competitive Grant Program Report 2006
Higher-UMS, Surakarta.
Indraswati serindit. 2005. Biogas Generation from Cow dung:
Hydrolysis Thermal Processing On Stage Introduction, Journal
Chemical Engineering, Institute of technology ten-November, Surabaya.
Junaedi, M. 2002. Biogas Energy Utilization in Dairy Bannerman
Katon Surakarta, Vucer Program Report 2002, Higher Education-UMS,
Surakarta.
Sasse, L. 1992., Alternative Energy Development and Agricultural Biogas
Integrated in Boyolali Central Java, Borda-LPTP, Surakarta.
Team Selection KRENOVA BAPPEDA Inventarisai and Sukoharjo.
2007.
Final Report and Selection Inventarisai Creativity and Innovation
Community (KRENOVA) Sukoharjo district in 2007,
BAPPEDA Sukoharjo.
·         Center for Agricultural Mechanization Development Agency for Agricultural Research, Department of Agriculture Serpong, 28 April 2009.
·         Komar 2011.



PENGOLAHAN LIMBAH CAIR OLEH TUMBUHAN GULMA ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES)


PENGOLAHAN LIMBAH CAIR OLEH TUMBUHAN GULMA
ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES)



RAGANGAN LAPORAN

Diajukan Sebagai Syarat Ujian Tengah Semester Genap



Oleh
Syahidah Rizkia
101110030





SEKOLAH MENENGAH ATAS MUTIARA BUNDA
BANDUNG
2012











“Cherish your visions and your dreams as they are the children of your soul, the blueprints of your ultimate achievements”.
-Napoleon Hill-











LEMBAR PENGESAHAN RAGANGAN


Laporan ini telah disahkan di Bandung, ... April 2012



Pembimbing I                                                             Pembimbing II 



 Siti Maryam, S.Si                                                      Tetty Nurhayati, S.Pd






Disetujui,
Kepala SMA Mutiara Bunda


(Siti Maryam, S.Si)




ABSTRAK
Limbah industri saat ini sangat mengganggu lingkungan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat. Masalah ini dapat dipecahkan dengan tumbuhan Eceng Gondok. Eceng Gondok dapat memurnikan air kotor, maka dari itu peneliti akan membuktikan hal tersebut dengan lebih fokus pada kualitas air terbaik dan mengetahui jumlah hari Eceng Gondok dapat memberi efek pada limbah. Setelah penelitian ini terlaksana dan terbukti, peneliti berharap limbah industri tidak dibuang lagi ke sungai melainkan dimurnikan terlebih dahulu dengan Eceng Gondok.




ABSTRACT
Industrial waste is currently very disturbing environment, thereby causing the public inconvenience. This problem can be solved by water hyacinth plants. These plants can reduce dirty water, so researchers will be prove it with a more focus on the best water quality and the number of days to how to give better effect to the waste. After the research have been done and proven, researchers hope the industrial waste not drained to the river, directly.  It shoul be purified by water with Eceng Gondok.












i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat ridhonya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.  Salawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan tinggi Nabi Muhammad SAW. Pembuatan laporan ini ditujukan untuk mengetahui cara menjernihkan limbah cair dari Eceng Gondok. Laporan penulis berjudul “Pengolahan limbah cair oleh tumbuhan gulma Eceng Gondok (Eichornia crassipes)”.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kehadirat Allah SWT dan kepada :
1.      Ibu Siti Maryam, S.Si. Selaku kepala sekolah SMA Mutiara Bunda dan pembimbing I yang selalu memberikan dukungan, arahan dan masukan dalam penulisan isi.
2.      Ibu Tetty Nurhayati, S.Pd. Sebagai pembimbing II yang memberikan arahan dan masukkan dalam penulisan.
3.      Ibu Asih Sudarsih, S.Si. Sebagai wali kelas yang selalu memotivasi penulis.
4.      Penulis sangat berterima kasih kepada kedua orangtua yang tidak pernah lelah untuk selalu memotivasi dan memberi dukungan.
5.      Terima kasih pula kepada rekan-rekan yang selalu mendukung.
Semoga laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.

Penulis

 Syahidah Rizkia
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................             i
KATA PENGANTAR............................................................................................            ii
DAFTAR ISI............................................................................................................             iii
BAB I PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang........................................................................................              1
            1.2 Identifikasi Masalah................................................................................             2
            1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................              2
            1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan.............................................................               2
            1.5 Metode penelitian..................................................................................               3
BAB II LANDASAN TEORI
            2.1 Tumbuhan eceng gondok........................................................................              6
            2.2 Air limbah...............................................................................................              7
            2.3 Kelebihan dan pemanfaatan...................................................................              7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
            3.1 Parameter yang di cari dalam air limbah.................................................              8
                        3.1.1 BOD5........................................................................................                        8
                        3.1.2 COD..........................................................................................                        8
                        3.1.3 pH..............................................................................................                        8
            3.2 Tabel Hasil Pengolahan Limbah Cair......................................................              9
3.2.1 Sebelum dimurnikan dengan eceng gondok.............................             9
3.2.2 Sesudah dimurnikan dengan eceng gondok.............................             9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Diagram hasil Pengolahan Limbah Cair.....................................               11
4.2 Pembahasan................................................................................              13
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan......................................................................................             14
5.2 Saran............................................................................................             14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................                        15
LAMPIRAN..............................................................................................................                        16
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................                        17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia pasti membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhannya. Air sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan masih banyak lagi. Sering kali manusia melupakan bahwa air itu sangat penting sehingga memboroskan air, membiarkan air menjadi kotor, akibatnya hal itu merugikan manusia itu sendiri.
Contoh ketidakpekaan manusia terhadap air adalah mengalirkan limbah cair yang berasal dari campuran air kotor dengan tidak sehatnya, sehingga air bersih yang dibutuhkan terbuang dan kotor tanpa pemanfaatan yang jelas.
Penduduk yang bertempat tinggal di sekitar limbah industri seperti di Desa Rancaekek mengalami permasalahan dalam hal ketersediaan air bersih. Hal tersebut disebabkan sumber air bersih yang ada pada lingkungan mereka, seperti sungai, sumur, maupun air serapan telah tercemar oleh limbah industri. Hal itu mengakibatkan timbulnya berbagai masalah sosial seperti terjadinya konflik masyarakat untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran dan pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri. Berbagai masalah lainnya juga timbul dalam hal ekonomi, dan kesehatan. 
Salah satu cara dalam penanggulangan polusi air adalah dengan pengolahan limbah secara alami menggunakan tumbuhan Eceng Gondok. Tanaman air yang mudah didapatkan dan tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
1
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana tumbuhan Eceng Gondok dapat berfungsi sebagai pengolah limbah cair?
1.2.2 Berapa hari efektifnya Eceng Gondok dalam menyerap bakteri dari air limbah?
1.2.3 Seberapa besar kualitas air yang dihasilkan dari hasil uji coba pemurnian air limbah menggunakan Eceng Gondok?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Mengukur efektivitas Eceng Gondok dalam memurnikan air
1.3.2 Mengetahui jumlah hari efektif Eceng Gondok menyerap limbah
1.3.3 Mengukur kadar kemurnian air berdasarkan parameter BOD5, COD, pH
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
     1. Waktu Kegiatan                                     : Tanggal 9 Januari s.d 28 Februari 2012
     2. Tempat Kegiatan                                    : Jl. Renang 40 Arcamanik, Bandung
     3. Tempat pengambilan sempel limbah      : Desa Rancaekek Kab. Bandung
    4. Tempat pengambilan Eceng Gondok    : Desa Cisaranten Endah Arcamanik,  
                                                   Bandung


2
1.5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi  pustaka dan kuantitatif dengan mencari perbedaan dan perubahan yang terjadi pada air limbah setelah dimurnikan oleh Eceng Gondok dengan cara sebagai berikut :
1.5.1.      Sampel limbah diambil dari lokasi, pada suhu tertentu
                 (Gambar 1.5.1. Air limbah di sungai)
              Sumber: Koleksi pribadi
1.5.2.      Kandungan air limbah diuji kandungan bakteri, logam dan pH nya di laboratorium.
1.5.3.      Air limbah dimasukkan pada 5 wadah yang telah disiapkan dengan takaran air masing-masing 8 liter




(Gambar 1.5.3. Proses pemasukan air limbah ke dalam wadah)
  3
Sumber: Koleksi pribadi
1.5.4.      Eceng Gondok dimasukkan dengan jumlah yang sama (15 tangkai) pada masing-masing wadah yang berisi limbah.





(Gambar 1.5.4. Setelah eceng gondok dimasukkan ke dalam wadah)
Sumber: Koleksi pribadi
1.5.5.      Kandungan air diuji kembali di laboratorium pada hari ke 3, 5, 7, 10, 12 dengan rincian :
Wadah 1 è hari ke-3                    
Wadah 2 è hari ke-5
Wadah 3 è hari ke-7
Wadah 4 è hari ke-10
Wadah 5 è hari ke-12              
(Gambar 1.5.5. Pengambilan sampel)
Sumber: Koleksi pribadi
1.5.6.      Kualitas air yang terbaik ditentukan berdasarkan uji laboratorium


4
 


Skema metode penelitian :
                                 

Pengambilan air limbah                   Pengambilan eceng gondok            Penuangan air limbah
                                                                                                                     ke dalam wadah
 



                          
             
             
                                                           

     Pengambilan sampel                          Wadah limbah yang                  Memasukkan eceng
Untuk diuji di laboratorium               dimasukkan eceng gondok              ke dalam wadah            
     


Sumber: Koleksi pribadi

5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.  Tumbuhan eceng gondok
Tumbuhan Eceng gondok adalah gulma air yang berasal dari Amerika Selatan. Tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang cepat karena potongan-potongan vegetatifnya yang terbawa arus air akan terus berkembang menjadi eceng gondok dewasa. Eceng gondok sangat peka terhadap keadaan yang unsur haranya di dalam air kurang mencukupi tetapi mempunyai respon terhadap konsentrasi unsur hara yang tinggi. Akar eceng gondok berupa serabut yang penuh dengan bulu akar, tudung akarnya berwarna merah. Bulu-bulu akar berfungsi sebagai pegangan atau jangkar, dan sebagian besar berguna untuk mengabsorbsi zat-zat makanan dalam air. (Eames, 1947: 49).

Selain itu, tumbuhan Eceng Gondok dapat menyerap unsur hara (senyawa organik dan anorganik) yang terdapat pada limbah. Eceng Gondok dan bakteri pengurai pada air limbah memiliki sifat simbiosis mutualisme (saling melengkapi). Hal ini dibuktikan dari jumlah bakteri pengurai pada air limbah yang membutuhkan oksigen dari hasil fotosintesis tumbuhan air (Eceng Gondok), sedangkan Eceng Gondok membutuhkan karbondioksida dan amonium untuk proses fotosintesis. Sebenarnya, dibandingkan dengan Eceng Gondok muda, Eceng Gondok tua lebih efektif untuk menyerap limbah kotor. Eceng Gondok tua memiliki struktur akar, batang, dan daun yang lebih besar sehingga lebih banyak menyerap amonia yang terkandung pada limbah. (Zaman, 2006: 49).


6
 
2.2. Air limbah
Limbah termasuk pencemaran air yang didefinisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. (PP No. 20/1990)

Amonia yaitu salah satu penyebab timbulnya penyakit pada penduduk sekitar akibat pencemaran limbah. Contohnya,  dapat berpengaruh pada refleks pernafasan, batuk-batuk, sesak napas, serta dapat mengganggu selaput conjunctive pada mata, efek kronis pada bronchus, peningkatan eksresi ludah, gejala kencing tersendat-sendat. Dengan adanya tumbuhan gulma bermanfaat ini dapat mengurangi beberapa penyakit karena dapat menyerap amonia yang berlebihan pada air limbah. (Zaman, 2006: 49).
 2.3. Kelebihan dan pemanfaatan
Pemanfaatan tumbuhan eceng gondok pada pengolahan air limbah telah banyak dilakukan. Eceng gondok mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat dan eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap unsur hara, senyawa organik dan unsur kimia lain dari air limbah dalam jumlah yang besar. (Wolverton, 1986: 49).




7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.  Parameter yang dicari dalam air limbah
3.1.1.      BOD5 (Biological Oxygen Demand)
BOD5 yaitu banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah bahan buangan organik yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Dengan kata lain, semakin banyak BOD5 dalam air, semakin besar pencemaran air tersebut. Standar BOD5 untuk pencemaran air yaitu golongan 1 (limbah tekstil) : 50 mg/l, golongan 2 (limbah    minyak/tambang) : 150 mg/l. Sedangkan normalnya air yaitu 3,0-6,0 mg/l. (UNESCO /WHO/UNEP, 1992 dan Kep.51/MENKLH/10/1995).
3.1.2.      COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia, baik yang dapat dipecah secara biologis maupun yang sukar dipecah. Standar COD untuk pencemaran air yaitu diatas 200 mg/l, sedangkan normalnya air yaitu kurang dari 20 mg/l. (UNESCO, WHO/UNEP,1992)
3.1.3.      pH
pH yaitu sebagai penentu basa, netral dan asam. Pada air, umumnya pH 7-7,5 adalah netral, pH < 7 adalah asam dan pH > 7,5 adalah basa. (Effendi, 2003, Modifikasi Baker).


8
3.2. Tabel hasil Pengolahan Limbah Cair
3.2.1.      Sebelum dimurnikan dengan Eceng Gondok
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
100
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
116,22
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,96
SNI 06.6989.11-2004
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
3.2.2.      Sesudah dimurnikan dengan Eceng Gondok
3.2.2.1.      Hari ke-3
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
40
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
76,22
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,49
SNI 06.6989.11-2004
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
3.2.2.2.   Hari ke-5
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
100
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
189,50
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,41
SNI 06.6989.11-2004
9


Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
          3.2.2.3. Hari  ke-7
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
460
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
675,77
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,54
SNI 06.6989.11-2004
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
3.2.2.4.  Hari ke-10
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
150
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
259,63
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,42
SNI 06.6989.11-2004
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
3.2.2.5.  Hari ke-12
No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Metode Acuan
1
BOD5
mg/l
5
SNI 6989.72:2009
2
COD
mg/l
7,64
SNI 6989.2:2009
3
pH
-
7,42
SNI 06.6989.11-2004
 Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
10

 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
  4.1. Diagram hasil Pengolahan Limbah Cair
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
BOD5
11

Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
COD


Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.
pH
Tempat pengujian : LPKL (Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan), Bandung.


12
4.2. Pembahasan
Setelah melakukan pengujian sampel dari air limbah yang dimurnikan oleh eceng gondok, hasilnya adalah pada hari ke-3, 5 dan 7 eceng gondok telah efektif memurnikan air limbah, tetapi pada hari ke-10 dan 12 terjadi penurunan keefektifannya terlihat dari BOD5, COD dan pH nya yang naik dikarenakan terjadinya pengeringan pada eceng gondok di dalam wadah, sehingga akarnya tidak optimal selama proses netralisir berlangsur dan terjadinya pengurangan volume air akibat penguapan, sehingga kemampuan eceng gondok dalam menetralisirnya semakin berkurang.
Maka dari itu, pengaplikasian bagi masyarakat yang tinggal di sekitar limbah untuk membuat bak pemurnian air limbah yang telah di isi tumbuhan eceng gondok, tetapi setiap 3 kali sehari eceng gondok harus diganti agar tidak mengalami pengeringan.

Penggambaran :
                                                                        Eceng Gondok
                                                           
                                                               Air limbah                  Sungai        
Saluran dari pabrik           Bak              Saluran dari bak ke sungai
Sumber: Gambaran pribadi
13
 
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis memperlihatkan adanya perubahan pada air limbah. Kemampuan tumbuhan eceng gondok dalam menyerap air limbah sudah terlihat di penelitian ini.
Setelah menggunakan Eceng Gondok, pada hari ke-3 terjadi perubahan yang cukup signifikan. Pada hari ke-5, mulai terjadi kenaikan yang diakibatkan mulai mengeringnya Eceng Gondok. Pada hari ke-7, puncak kenaikan terjadi akibat Eceng Gondok yang mengering, sehingga perubahannya sudah tidak akurat lagi, begitupun pada hari ke 10 dan 12.
Melihat hasil di atas, maka kualitas air limbah yang telah dinetralisir oleh tumbuhan Eceng Gondok terbaik yaitu sampai hari ke 3. Berarti, hasilnya sangat menguntungkan, karena baru hari ke 3 pun Eceng Gondok sudah mampu menyerap bakteri limbah dengan baik.
5.2. Saran
Untuk mempermudah cara pemurnian air limbah oleh eceng gondok dapat dilakukan dengan cara membuat bak untuk pemurniannya, setelah itu penyaringan dilakukan selama 3 hari dan kemudian dialirkan kembali. Sebaiknya, setiap 3 hari sekali dilakukan penggantian eceng gondok agar tidak mengalami kekeringan dan BOD yang malah semakin naik akibat penguapan air. Penelitian ini masih perlu untuk dilanjutkan, agar hasilnya semakin maksimal.

14
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim. 1995. Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. D - Anonim. 1986. Peranan Eceng Gondok Dalam Penurunan BOD, N dan P pada Effluen Kolam Sedimentasi. Jakarta: Pusat Penelitian Sumber daya Manusia dan Lingkungan.
- Margono. 1991. Buku Pedoman Pengajar Mata Ajaran Kimia Lingkungan. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
-Nurhayati, Diana. 1989. Pengaruh Kepadatan Eceng Gondok Terhadap pH, BOD, dan zat Organik. Yogyakarta:  APK-TS.
- Sugandi, Sugiarto. 1993. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
-Untoro, Joko. 1991. Efektivitas Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia Carssipes) Terhadap Kadar Phosphat Air Limbah RSUP Dr SardjitoYogyakarta. Yogyakarta: Akademik Pemilik Kesehatan Teknologi Sanitasi.







15
LAMPIRAN
                Pengambilan limbah                                                Pengambilan eceng gondok









Memasukkan eceng gondok ke dalam wadah                Wadah limbah yang telah dimasukkan                               eceng gondok





 





Pengambilan sampel                                                       Penyerahan sampel









Sumber: Koleksi pribadi                          16
RIWAYAT HIDUP
                      CURICULUM VITAE


Identitas diri
Self identity

Nama                           : Syahidah Rizkia
Name

Jenis Kelamin              : Perempuan
Sex

Tempat, tanggal lahir  : Bandung, 18 Maret 1996
Place&Birth Date

Status                          : Pelajar
Status

Alamat                                    : Jl. Renang no. 40 Arcamanik Bandung
Address

Tlp/Hp                         : 085793793469
Phone

Alamat E-mail             : syahidah.rizkia@gmail.com
E-mail Adress



Riwayat Pendidikan Formal
Formal Education History
-          TK Lugina, Bandung                                      (2000-2001)
-          SD Imam Bukhori, Bandung                          (2001-2007)