Sabtu, 02 Juni 2012

Peran Pemuda untuk Pembangunan


Pada tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda dideklarasikan oleh tokoh-tokoh pergerakan kaum muda Indonesia. Adapun rumusan Sumpah Pemuda adalah :
1.    Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2.    Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.    Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda tersebut telah menggelorakan semangat persatuan para pemuda Indonesia untuk mewujudkan negara yang merdeka dan mandiri.
Pemuda dalam tiap masa selalu menjadi tulang punggung sebuah perubahan. Pemuda dalam definisi sosial adalah generasi antara umur 20 – 40 tahun ( atau 18- 35 tahun dalam referensi lain). Dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan peran publik seorang manusia ialah antara umur 40 -60 tahun. Dari perbandingan di atas, kita dapat menyimpulkan, bahwa pemuda adalah penerus generasi sebelumnya untuk masa yang akan datang.
Sedangkan berdasarkan sifatnya, pemuda adalah ia yang berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, memiliki iman, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian, konsisten dengan perkataan, seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Selain itu, pemuda tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari segi fisik, pemuda lebih kuat dibandingkan dengan anak-anak, memiliki kekuatan akal dan semangat yang berbeda. Kekurangan dari seorang pemuda yang paling mencolok yaitu sifatnya yang cenderung emosional. Dengan begitu, seorang pemuda yang baik bukan hanya dilihat dari usianya saja, tetapi terlihat dari watak atau sifatnya yang menunjukan bahwa ia pemuda yang baik.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, perubahan yang terjadi selalu digerakkan oleh kaum muda. Hampir setiap kejadian seperti reformasi bahkan revolusi, kaum muda selalu berada di depan dan menjadi aktor penting di dalamnya. Karenanya, bagaimana terbentuknya bangsa ini tidak akan terlepas dari peran kaum muda. Saat merebut kemerdekaan, dengan semangat yang tinggi kaum muda berhasil membebaskan bangsa ini dari penjajahan kolonial. Tokoh muda nasional yang muncul dan menjadi pemimpin saat itu adalah Soekarno dan Moh.Hatta, adapun tokoh lokalnya seperti Moh.Toha dan Otto Iskandar Dinata. Dalam reformasi pada tahun 1998, yang menjadi motor penggeraknya adalah mahasiswa dan memunculkan beberapa pemuda yang menjadi tokoh penting saat ini, seperti Anas Urbaningrum (Ketua HMI), Budiman Sujatmiko dan Fachri Hamzah (Ketua KAMMI).
Kaum muda Indonesia sudah banyak menorehkan prestasi sampai ke tingkat internasional. Dalam bidang olah raga kita memiliki antara lain Taufik Hidayat, Simon Santoso  dan Pia Zebadiah di cabang bulu tangkis. Cabang sepak bola melalui Timnas U-16 belum lama ini meraih juara pada Kejuaraan Asian School di Thailand. Bidang ilmu pengetahuan dan  teknologi melalui Septi Setiawati yang baru berusia 19 tahun berhasil meraih Medallion of Exellence bidang IT Software di London. Putra Indonesia lainnya yaitu Muhammad Yahya Harlan (13 tahun) berhasil menciptakan situs jejaring sosial salingsapa.com dan sudah menyebar lebih dari 47 negara di dunia.
Berbagai prestasi yang dipersembahkan oleh kaum muda tersebut membuat bangsa Indonesia dapat bernafas lega dalam menyongsong era pembangunan masa depan bangsa. Semangat mereka diharap dapat membawa angin segar bagi perubahan untuk negri ini.
Namun, tentunya selain prestasi yang banyak diraih para pemuda, permasalahannya juga tidaklah sedikit. Berita tentang geng motor, kehidupan bebas dan penyalah-gunaan obat menjadi hal yang meresahkan masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu kelemahan pemuda dibalik kekuatan fisiknya yaitu sifat pengendalian emosional yang belum stabil. Keadaan ini membuat pemuda mempunyai kecenderungan untuk mencoba dan melakukan hal yang tidak baik.
Melihat peranan pemuda saat ini masih banyak sekali yang perlu di perbaiki. Mulai dari masalah pengangguran dan krisis mental karena kita masih berada dalam euforia demokrasi, tetapi demokrasi tanpa disiplin hanya melahirkan ketidaktertiban dan mental korup. Tak heran jika korupsi merajalela, dan hukum di putar balikan. Karena semakin banyaknya situasi seperti ini, perubahan benar-benar perlu dilakukan dari pemudanya sendiri. Tetapi kita jangan terjebak dalam kondisi ini, karena tidak semua pemuda mengalami masalah dalam peranannya masing-masing, masih banyak pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya, tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi atau membantu untuk perubahan bangsa Indonesia. Suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak, dia akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan.
Bagaimana cara merubahnya? Untuk merubah bangsa Indonesia agar lebih baik memang sangat sulit, terlebih lagi jika dilakukan secara individualis. Oleh karena itu, sangat diperlukan keorganisasian yang didukung oleh sistem atau perangkat-perangkat pendukung lainnya. Kita memerlukan komunitas yang konsisten dengan perubahan tersebut, disinilah kemudian lahir peran organisasi. Adanya persatuan dan kesamaan pemikiran dalam menentukan langkah dari berbagai pihak, mulai orang tua, guru, pengurus RT/RW, lurah, Camat, Walikota/Bupati, Gubernur hingga para pengelola negara sangatlah diperlukan. Dalam hirarki pengelolaan Negara, sebetulnya sudah ada meknisme di dalam mendorong pemuda untuk selalu berprestasi serta mencegah supaya pengaruh budaya luar yang negatif tidak dapat mempengaruhi kepada generasi muda kita. Di tingkat ke RW-an ada Karang Taruna sampai tingkat Nasional mereka mempunyai wadah Forum Karang taruna. Disamping itu banyak segala wadah/organisasi kepemudaan, baik dalam bidang olah-raga, kesenian, budaya, ke-wirausahaan hingg politik.
Tentunya semua bidang kegiatan tersebut akan berhasil mewujudkan kepemudaan yang berprestasi harus melalui ketulusan hati, keterbukaan serta manajemen yang profesional dan bertanggung-jawab.
Hai para Pemuda, dengan mentauladani Sumpah Pemuda 1928, kita bangkit kembali untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia dari kebodohan, kemiskinan, ekonomi, pendidikan serta kesejahteraan rakyat Indonesia. MERDEKA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar