Pada tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah
Pemuda dideklarasikan oleh tokoh-tokoh pergerakan kaum muda Indonesia. Adapun
rumusan Sumpah Pemuda adalah :
1.
Kami
putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2.
Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku bangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.
Kami
putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Sumpah Pemuda tersebut telah
menggelorakan semangat persatuan para pemuda Indonesia untuk mewujudkan negara
yang merdeka dan mandiri.
Pemuda dalam
tiap masa selalu menjadi tulang punggung sebuah perubahan. Pemuda dalam
definisi sosial adalah generasi antara umur 20 – 40 tahun ( atau 18- 35 tahun
dalam referensi lain). Dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan peran publik
seorang manusia ialah antara umur 40 -60 tahun. Dari perbandingan di atas, kita
dapat menyimpulkan, bahwa pemuda adalah penerus generasi sebelumnya untuk masa
yang akan datang.
Sedangkan
berdasarkan sifatnya, pemuda adalah ia yang berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang
rusak, memiliki iman, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian,
konsisten dengan perkataan, seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur
sebelum cita-citanya tercapai. Selain itu, pemuda tentu saja mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari segi fisik, pemuda lebih kuat
dibandingkan dengan anak-anak, memiliki kekuatan akal dan semangat yang
berbeda. Kekurangan dari seorang pemuda yang paling mencolok yaitu sifatnya
yang cenderung emosional. Dengan begitu, seorang pemuda yang baik bukan hanya
dilihat dari usianya saja, tetapi terlihat dari watak atau sifatnya yang
menunjukan bahwa ia pemuda yang baik.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, perubahan yang terjadi
selalu digerakkan oleh kaum muda. Hampir setiap kejadian seperti reformasi
bahkan revolusi, kaum muda selalu berada di depan dan menjadi aktor penting di
dalamnya. Karenanya, bagaimana terbentuknya bangsa ini tidak akan terlepas dari
peran kaum muda. Saat merebut kemerdekaan, dengan semangat yang tinggi kaum
muda berhasil membebaskan bangsa ini dari penjajahan kolonial. Tokoh muda
nasional yang muncul dan menjadi pemimpin saat itu adalah Soekarno dan
Moh.Hatta, adapun tokoh lokalnya seperti Moh.Toha dan Otto Iskandar Dinata.
Dalam reformasi pada tahun 1998, yang menjadi motor penggeraknya adalah
mahasiswa dan memunculkan beberapa pemuda yang menjadi tokoh penting saat ini,
seperti Anas Urbaningrum (Ketua HMI), Budiman Sujatmiko dan Fachri Hamzah
(Ketua KAMMI).
Kaum muda Indonesia sudah banyak menorehkan prestasi
sampai ke tingkat internasional. Dalam bidang olah raga kita memiliki antara
lain Taufik Hidayat, Simon Santoso dan
Pia Zebadiah di cabang bulu tangkis. Cabang sepak bola melalui Timnas U-16
belum lama ini meraih juara pada Kejuaraan Asian School di Thailand. Bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
Septi Setiawati yang baru berusia 19 tahun berhasil meraih Medallion of
Exellence bidang IT Software di London. Putra Indonesia lainnya yaitu Muhammad
Yahya Harlan (13 tahun) berhasil menciptakan situs jejaring sosial
salingsapa.com dan sudah menyebar lebih dari 47 negara di dunia.
Berbagai prestasi yang dipersembahkan oleh kaum muda
tersebut membuat bangsa Indonesia dapat bernafas lega dalam menyongsong era
pembangunan masa depan bangsa. Semangat mereka diharap dapat membawa angin segar
bagi perubahan untuk negri ini.
Namun, tentunya selain prestasi yang banyak diraih
para pemuda, permasalahannya juga tidaklah sedikit. Berita tentang geng motor,
kehidupan bebas dan penyalah-gunaan obat menjadi hal yang meresahkan
masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu kelemahan
pemuda dibalik kekuatan fisiknya yaitu sifat pengendalian emosional yang belum
stabil. Keadaan ini membuat pemuda mempunyai kecenderungan untuk mencoba dan
melakukan hal yang tidak baik.
Melihat peranan pemuda saat ini masih banyak sekali
yang perlu di perbaiki. Mulai dari masalah pengangguran dan krisis mental karena
kita masih berada dalam euforia demokrasi, tetapi demokrasi tanpa disiplin
hanya melahirkan ketidaktertiban dan mental korup. Tak heran jika korupsi
merajalela, dan hukum di putar balikan. Karena semakin banyaknya situasi
seperti ini, perubahan benar-benar perlu dilakukan dari pemudanya
sendiri. Tetapi kita jangan terjebak dalam kondisi ini, karena tidak semua
pemuda mengalami masalah dalam peranannya masing-masing, masih banyak pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya,
tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi atau
membantu untuk perubahan bangsa Indonesia. Suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak, dia
akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan
komitmennya untuk perubahan.
Bagaimana
cara merubahnya? Untuk merubah bangsa Indonesia agar lebih baik memang sangat
sulit, terlebih lagi jika dilakukan secara individualis. Oleh karena itu,
sangat diperlukan keorganisasian yang didukung oleh sistem atau
perangkat-perangkat pendukung lainnya. Kita memerlukan komunitas yang konsisten dengan
perubahan tersebut, disinilah kemudian lahir peran organisasi. Adanya persatuan
dan kesamaan pemikiran dalam menentukan langkah dari berbagai pihak, mulai
orang tua, guru, pengurus RT/RW, lurah, Camat, Walikota/Bupati, Gubernur hingga
para pengelola negara sangatlah diperlukan. Dalam hirarki pengelolaan Negara,
sebetulnya sudah ada meknisme di dalam mendorong pemuda untuk selalu
berprestasi serta mencegah supaya pengaruh budaya luar yang negatif tidak dapat
mempengaruhi kepada generasi muda kita. Di tingkat ke RW-an ada Karang Taruna
sampai tingkat Nasional mereka mempunyai wadah Forum Karang taruna. Disamping
itu banyak segala wadah/organisasi kepemudaan, baik dalam bidang olah-raga,
kesenian, budaya, ke-wirausahaan hingg politik.
Tentunya
semua bidang kegiatan tersebut akan berhasil mewujudkan kepemudaan yang
berprestasi harus melalui ketulusan hati, keterbukaan serta manajemen yang
profesional dan bertanggung-jawab.
Hai para
Pemuda, dengan mentauladani Sumpah Pemuda 1928, kita bangkit kembali untuk
kemerdekaan Bangsa Indonesia dari kebodohan, kemiskinan, ekonomi, pendidikan
serta kesejahteraan rakyat Indonesia. MERDEKA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar